October 18, 2015

To the Man I Dearly Love

Teruntuk yang tak pernah mengeluh,
yang setiap harinya mengarungi lautan manusia untuk semangkuk nasi,
yang tak pernah mendikte anaknya tentang keinginannya,
yang selalu tersenyum setiap anaknya melakukan hal yang menjengkelkan,
yang selalu setia mengantar jemput di hari liburnya,

Teruntuk pria paling ikhlas yang pernah kutemui, 
yang mengajariku untuk tidak menyimpan dendam,
yang mengajariku indahnya memaafkan,
yang mengajariku ketentraman di balik memberi tanpa mengharap kembali,
yang selalu yakin terhadap kuasaNya,

Teruntuk Pria yang di malam harinya selalu merenung,
yang tertidur lelap di bangku sofa,
yang terbangun untuk memastikan anaknya telah tidur,
yang di pagi hari membukakan jendela kamar anaknya,
yang di hari libur membuatkan sepiring nasi goreng,

Teruntuk Pria yang mencintai istrinya lebih dari apapun,
yang paling tidak romantis,
yang payah dalam menunjukkan perasaannya,
yang diam-diam selalu membicarakan kebaikkan istrinya,
yang selalu menjuarakan anak-anaknya,
yang selalu menyindir untuk terus meningkatkan prestasi,

Teruntuk Pria yang menghabiskan dua puluh tahunnya membesarkanku,
yang pertama mengumandangkan adzan di telingaku,
yang memangkuku di kursi kemudi,
yang selalu bersiap lebih pagi untuk mengantarku, selama 18 tahun studiku,
yang selalu memunculkan gelak tawa di sela makan malam,
yang menawarkan semangkuk indomie di malam hari,

Terimakasih karena sudah dilahirkan,
Terimakasih telah menjadi Babehku,
Terimakasih karena selalu percaya padaku dan pilihan-pilihan bodohku,
Terimakasih untuk selalu ada di setiap saat,
Terimakasih telah menjadi seseorang yang bisa kupanuti,
Terimakasih telah menjadi alasan untuk tak berhenti bersyukur,
dan berjuang,


Tertanda,

Anakmu.

No comments: