July 04, 2014

What Life Has Done to Us #1

Aneh rasanya, saat semua orang seperti merasa sengsara banget karena nggak punya gebetan atau semacamnya, dan saya di sini masih sibuk mikirin berat badan dan excited dengan rencana-rencana ke depannya. Kadang saya ngerasa abnormal, saat orang-orang longing for the one, by explicitly making themselves look that desperate, dan saya di sini kecengan aja ngga punya.

Memang naif kalau bilang saya nggak longing for the one, mungkin pas tahun terakhir saya di SMA saya masih hopeless romantic banget diem-diem ngekhayal lalala, hingga saat mulai kuliah, ketemu Isna, and i don't know where did all the burden flee. She said, 'Bunga mah nggak nyari perhatian men, entar juga disamperin.' hahahaha.

Beberapa bulan yang lalu saya sleepover sama Chyntia, teammate saya. Terus kita ngobrol segala macem sampe jam 2 subuh padahal besoknya kuliah pagi. Dan semakin dini hari semakin gak jelas aja apa yang kita omongin. Sampe tiba-tiba topik obrolan kita nyasar ke lovelife. Dia bilang, "Gak tau sih nis, mungkin gue terlalu ter-grounded sama dunia perdebatan dan lupa sama hal-hal begituan. Tapi kalopun ingin sih ya pasti lah. Cuma yang gue ingin tuh justru kayak temen, tanpa status, but we both know that we like each other, yang selalu ada no matter what happen, tapi gak berstatus, and we are not desperate to be entitled as couple." And it strikes me. Mungkin memang orang yang kayak gitu yang saya longing. Bukan untuk show off, but as simple as it is only us who know what happens between us, to make it more special.

-

Anyway, life has changed. People leave, even the one whom you least expect to leave, they do anyway.

rasanya sedih ketika tahu distance grows us apart. kita bukan lagi orang pertama yang dikabarin ketika mereka ada kecengan baru. Atau kesel sama mantannya. Atau ingin nonton konser ini itu. Oh I'm breaking into tears. Sudah berapa banyak teman yang datang dan sekarang ditanya kabarnya aja saya gak tahu. Dan mungkin hal paling miris adalah ketika kita kehilangan interconnectedness yang dulu kenceng banget. ketika kita nggak sengaja ketemu tapi the exciting feeling ends right after the greeting.

Mau gimana lagi, it turns out that we'll probably meet people who fit us best. Tapi kalau ditanya aku kangen apa nggak, yes I really do. The time I spent with them is a time well-spent, worth to be remembered, and crystalised within my memory.

No comments: