January 23, 2018

Kamu

Rasanya begitu asing.
Mengucapkan nama yang belum ku kenal.
Mengingat rupa yang hanya sepintas.
Menyisipkannya dalam doa, di setiap malam sebelum fajar terbit.

Rasanya begitu asing.
Mencoba untuk membodohi diri bahwa ini hanya sementara.

Aku tak mengerti apa itu romansa,
dulu ia pernah datang melalui ketergesaan,
hingga tahun silih berganti,
ia pun datang kembali dalam pertemanan yang salah dipahami,
kali ini aku tersesat

Katanya, begitu manisnya jika seseorang mengucap namamu dalam doanya,
meskipun kalian tak saling bersua,
tak saling menyapa,
pun bertatap muka

Aku tak pernah seikhlas ini,
menyisipkan namamu di sela-sela doaku,
di antara kasih sayangku untuk keluarga,
di antara mimpi-mimpiku yang begitu tinggi,
di antara ketakutanku akan apa yang akan terjadi

Aku tersesat dalam bayangan sepintas dirimu,
yang kupelajari melalui tuturmu,
meski hanya sesekali kita bertegur sapa

Dan aku tak pernah seikhlas ini,
pun jika kita kelak tak ada di jalan yang sama,
aku tak akan pernah menyesal,
pernah begitu gigih mendoakan seseorang,
karena ia pernah tak sengaja membalut lukaku
dengan ketulusannya


No comments: