Teruntuk diri di tahun 2015, yang selalu berusaha menjadi baik, sabar, dan bertanggung jawab. Bahwa usahamu, tak akan sia-sia. Lelahmu menembus hujan di kamis sore itu, kelak akan membuahkan hasil. Tangis kesalmu di bulan november itu, kelak akan membuatmu menghela nafas lega. Dan hari tanpa tidur nyenyakmu, yakinlah, akan mengantarkanmu kepada cita-citamu.
Teruntuk diri di tahun 2015, yang kemampuannya dalam bersosialisasi diragukan. Yang katanya tidak dapat memimpin. Yang katanya hanya dapat bergaul dengan tumpukan dokumen dan jurnal. Percayalah, tangismu di selasa sore itu kelak akan membuatmu bersyukur. Karena pernah ditempa sedemikian rupa. Karena pernah diragukan kelapangan dadanya. Karena pernah dipertanyakan ketulusan hatinya.
Teruntuk diri di tahun 2015, yang berkali-kali dibuat menangis oleh kawannya. Yang peluhnya dianggap sia-sia. Yang pernah merasa sakit hati sedemikian rupa karena mendengar perkataan kawannya. Yang kemudian memutuskan untuk menanggalkan kegiatan yang telah berkontribusi banyak dalam tahun kuliahnya. Bahwa kamu sudah menjadi kuat. Bahwa kamu menjadi dewasa. Bahwa dalam setiap pilihanmu untuk diam dalam tingginya tensi, dalam setiap keputusanmu untuk meminta maaf atas ketidaktahuanmu, dan dalam setiap ikhlasmu untuk memaafkan, kamu sedang dibentuk menjadi pribadi yang kokoh.
Dan terima kasih, 2015. Atas segala manismu, untuk mimpi-mimpi bodoh di malam hari yang kemudian terwujud, untuk setiap pembuktian bahwa di sebrang negeri sana, kamu dihargai, kehadiranmu dianggap kontributif, dan idemu dihormati. Kepada diri, jangan pernah berhenti untuk mengucap syukur, untuk berusaha menjadi baik, untuk berjalan dengan kerendahan hati, dan untuk selalu dekat dengan-Nya.
No comments:
Post a Comment