April 20, 2011

Masa Depan

"Nis nis mau kuliah dimana Nis? UI? Bareng ya kita ketemu entar!"

"Ka, mau kuliah jurusan HI? Aku Hukumnya nih! Nanti kita ketemu ya!"

"Aku pengen kuliah di ITB aja sih, tapi bingung mau jurusan apa"

"Aku maunya FKUI! Mau ngambil ahli gigi, biar cepet kaya!"

"Ah cewe kan gak usah pinter-pinter amat, yang penting entar suaminya juragan pertambangan minyak!"

"Aku mah mau jadi guru TK aja sih, kayaknya asik"

"Aku maunya kuliah di UNPAR atau Maranatha, tapi orang tua aku nyuruh kuliah di Australia"

"Insya Allah, pengen jadi Banker, hehe. Kalau ngga STAN, Insya Allah UNPAD."

"Aku mau PMDK Kedokteran UNPAD!"

"Aku juga pengennya FSRD ITB, tapi gak boleh sama bapak aku"

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Itu sebagian dari jawaban temen-temen pas ditanya mau jadi apa, mau kuliah dimana, cita-citanya apa dsb dsb. Yang paling absurd jawabannya Fitri, well, Fitri emang kalau gak salah pas SMP pengennya kuliah SBM ITB, tapi akhir-akhir ini aku ngeliat tweetsnya mau jadi istri juragan pertambangan minyak -_- Itulah "Rencana" Masa depan. Tapi, How beautiful our plans are, life itself has already had plans for us. Whether it's click with our plans or not, Life's plans could never change. It's named, Destiny.

Aku sendiri, masih bingung mau kuliah dimana. Soalnya banyak banget yang bilang HI UI itu susah banget masuknya. Cuma orang-orang terpilih aja. Tapi aku juga gak mau mimpi ketinggian, target aku HI UNPAD, soalnya tetangga aku aja mau masuk situ gak lolos. Hup. Tapi apa sih gunanya mimpi kalau baru ngerencanain aja, udah nyerah?

Kadang, aku suka capek mimpi. Ngerencanain ini itu tapi nihil. Gak jauh-jauh aja, SMA. Jujur kegagalan SMA tuh paling mukul banget. Dan sakitnya tuh masih kerasa banget sampe sekarang. Dan aku tuh masih yang "Kenapa dulu aku gak gini, tar kan bisa gitu, terus gini dan gak bakal jadi kaya sekarang" Tapi pas kemarin aku nonton Dream High, Jin Gook bilang "Those "What If"s would just be right if only we weren'r born" Jadi, apa gunanya ngungkit masa lalu? Kalau toh mau diungkit mau diandai-andaikan segimana juga gak bakal jadi nyata. Dan tentunya gak bakal ngerubah keadaan. Useless. Dan satu yang harus diinget, Life keeps turning on.

Terus aku pengen banget belajar musik lagi. Kalau bisa belajar piano, gitar, bass, saxophone, biola, dan tentunya, vokal. Kan asik tuh kalau bisa main alat musik plus nyanyi gak usah hupir kalo gak punya uang. Manggung aja di kondangan temen Ortu, pasti langsung mengalir deras di dompet, haha. Nyesel juga dulu gak nerusin les keyboard. Dan sekarang cuma bisa duduk dan nonton temen-temen yang pada sukses di bidang musik.

Oiya, aku juga pengen bikin novel. Pengen bisa jadi motivator. Yang paling penting, pengen jadi inspiring buat orang-orang di sekitar. Tapi, gak gampang lah pastinya. Oke kata Bu Ai kan gak boleh bilang susah atau gak gampang, bilangnya "Belum Bisa" hahahahaha. Emang iya sih, perkataan itu do'a. Perkataan itu sugesti.

  • g.fadhilla: hahahahaahahah, aku maunya ketemu 7 atau 5 thn lagi aku bisa dpt yg lebih baik dr dia. aku salah udh ngeceng dia krn aku punya yg lebih baik dan ngedaaaaaan
  • g.fadhilla: jangan galau ya ya!!

"Jangan terpaku sama masa lalu, Nis. Jangan mikir kalau orang yang ngebuat kita galau itu gak bisa hidup tanpa kita. Dan jangan mikir kalau kita gak bisa hidup tanpa dia. Mending kita perbaikin diri sebaik mungkin, kalau bisa jauh lebih baik dari mereka, dari kecengan kita."-- Dhilla (dengan beberapa improvisasi)

Iya, Dhilla bener banget. Dan aku jadi sadar sekarang, Why should i miss someone who doesn't miss me at all? Who doesn't even get our name crossed on their mind? In fact i really know it, obviously realize it, but why the heck i still do it? Kalau gini terus, kapan mau maju? Kapan mau ngebuktiin kalau aku itu worth to be loved? Dan kalu dipikir-pikir, aku itu berlebihan kadang-kadang. Aku tuh rela ngebatalin janji sepenting apapun, seurgent apapun situasinya, demi orang. Padahal, mereka belum tentu mau ngelakuin itu semua. Dan susah banget letting people go and find their own way without myself. Pertama, what's myself to them? Kedua, even i'm worth to them, they won't give up their dreams for me. Ketiga, How's with mine? Am i too busy mind other's life until mine becomes this messy?

The day i decided to be careless, is the day i care more and more. Ah jadi malah curhat haha. Jadi intinya, kalau kita suka orang yang pinter, then be a smart people. Kalu kita susah ngelupain orang, then find the reason and be the one unforgettable. Intinya sih, be a person we like the most. Bukan berarti ngejiplak, tapi cari alesan kenapa kita suka sama satu orang, apa karena mereka ramah atau gimana, dan jadilah pribadi yang seperti itu. Karena dengan kaya gitu, Insya Allah, kita bakal jadi orang yang diri kita kagumin sendiri. Pusing ya? Sama dong haha.

Masa depan itu absurd. Tapi pasti gambaran masa depan itu tergantung dengam apa yang kita lakuin sekarang. Yo yo yo semangat! :)

No comments: